Film Indonesia kembali menghadirkan kisah yang menyentuh dan mendalam melalui Rumah untuk Alie. Diadaptasi dari novel best seller yang viral di Wattpad (dan format Alternate Universe atau AU di media sosial), film ini bukan sekadar drama biasa.
Dibintangi oleh Anantya Kirana dan Rizky Hanggono, Rumah untuk Alie menyajikan cerita tentang Alie, seorang gadis yang mencari makna “rumah” yang sesungguhnya di tengah perlakuan keras dari keluarganya sendiri.
Penasaran mengapa film ini wajib Anda tonton? Berikut adalah 5 fakta menarik film Rumah untuk Alie yang dijamin menguras emosi Anda.
1. Berawal dari Kisah Viral di Wattpad & AU Twitter
Jauh sebelum diangkat ke layar lebar oleh Falcon Pictures, kisah Alie sudah mencuri perhatian jutaan pembaca. Awalnya, cerita ini populer sebagai novel di platform Wattpad, dan bahkan berkembang pesat dari format Alternate Universe (AU) di Twitter (sekarang X), yang ditulis oleh Lenn Liu (Lotta).
Popularitas luar biasa di media sosial inilah yang membuat kisah Alie dianggap sangat relatable (mudah terhubung) dan layak untuk divisualisasikan menjadi film.
2. Berani Mengangkat Isu Perundungan (Bullying) dalam Keluarga
Fakta paling mencolok dari Rumah untuk Alie adalah keberaniannya menyoroti isu yang sering dianggap tabu: perundungan dan kekerasan emosional yang terjadi di lingkungan keluarga. Film ini menggambarkan bagaimana Alie, sebagai anak bungsu dan satu-satunya perempuan, menjadi “kambing hitam” atas kematian sang ibu.
Luka yang dialami Alie datang dari orang-orang terdekatnya, yaitu ayah dan keempat kakak laki-lakinya. Film ini berfungsi sebagai wake-up call (ajakan buka mata) tentang pentingnya menciptakan rumah yang aman dan penuh penerimaan.
klaim bonus new member 100% disini, daftar dan juga login dengan cepat akses kapanpun dan dimanapun hanya disini.
3. Proses Syuting yang Sangat Menguras Emosi Para Pemeran
Untuk mendapatkan kedalaman emosi yang realistis, proses syuting film ini menuntut totalitas dari para aktor. Rizky Hanggono, yang berperan sebagai Abimanyu (Ayah Alie), mengungkapkan bahwa ia harus langsung melakukan adegan puncak dengan emosi tinggi pada hari pertama syuting.
Demi menjaga kedalaman peran sebagai ayah yang frustrasi, Rizky bahkan memilih untuk menjauhi lawan mainnya, Anantya Kirana (Alie), di lokasi agar emosi kekecewaan dan amarahnya terasa lebih otentik saat berakting.
4. Pesan Kuat tentang Kesehatan Mental dan Harapan
Rumah untuk Alie tidak hanya tentang penderitaan, tetapi juga tentang perjuangan Alie yang tetap kuat dan menyimpan harapan untuk diterima. Film ini secara implisit mengangkat isu kesehatan mental dan dampak jangka panjang dari kekerasan emosional pada seorang anak.
Sutradara Herwin Novianto menekankan bahwa film ini bukan hanya menjual kesedihan, melainkan seruan dan harapan agar masyarakat lebih peduli dan tidak mudah menyalahkan seseorang tanpa memahami tragedi yang melatarinya.
5. Debut Aktris Muda Anantya Kirana di Panggung Drama Berat
Aktris muda Anantya Kirana dipercaya untuk memerankan tokoh utama Alie Ishala Samantha. Ini menjadi tantangan besar baginya untuk membawa beban emosi karakter yang kompleks, yang harus menunjukkan rasa sakit, ketakutan, tetapi pada saat yang sama juga menampilkan keteguhan hati.
Kemampuan aktingnya yang memukau dalam membawakan karakter Alie yang pilu menjadi salah satu daya tarik utama yang membuat penonton ikut merasakan kepedihan yang dialami tokoh tersebut.
Rumah untuk Alie lebih dari sekadar film; ini adalah cerminan realitas yang mengajarkan kita tentang arti sejati dari sebuah rumah dan pentingnya kasih sayang dalam keluarga. Siapkah Anda melihat kisah pilu yang menggugah hati ini?