1. Tema Utama: Pesugihan Mistik di Gunung Kawi

Film ini mengangkat kisah pesugihan—praktik gaib untuk mencari kekayaan instan—yang dipercaya dilakukan di lereng Gunung Kawi, Jawa Timur. Karakter utama, Pak Drajat, bangkrut setelah pabrik rokoknya kolaps, lalu melakukan ritual pesugihan yang akhirnya mengganggu kesehatan mentalnya: halusinasi, mulut memakan tanah, hingga perilaku tak wajar lainnya.
Pohon Dewandaru disebut sebagai simbol mistis dalam film: siapa pun yang mencuri daunnya bakal diincar oleh jin yang marah.

2. Lokasi Syuting Asli & Kontroversi Warga

Produser Shanker RS bersikeras melakukan syuting di lokasi asli Gunung Kawi—sekitar area keraton, sekitar 2 km dari Desa Wonosari—walau sempat ditentang keras warga karena kawasan dianggap keramat dan berhampiran makam tokoh suci setempat. Syuting berlangsung secara diam‑diam selama Juli–Agustus 2016.

klaim bonus new member 100% disini, daftar dan juga login dengan cepat akses kapanpun dan dimanapun hanya disini.

3. Genre Horor-Komedi dengan Naskah “So‑Bad‑It’s‑Good”

Disutradarai oleh Nayato Fio Nuala dan ditulis oleh Erry Sofid, film ini dikenal karena menyandingkan elemen horor dan humor slapstick yang kadang terasa dipaksakan. Adegan mistis acapkali diinterupsi dengan komedi berlebih—terutama lewat karakter Bang Jono—menciptakan kesan bahwa film ini lucu karena buruk, bukan karena direncanakan demikian.

1. Pesugihan & Konsekuensi Mistik
Cerita berfokus pada dampak psikologis dan mistis dari keberhasilan instan melalui pesugihan: dari ambisi menjadi trauma berat. Film ini menyajikan narasi yang memperingatkan bahwa kekayaan gaib selalu menuntut tumbal, baik fisik maupun spiritual.

2. Otentisitas Lokasi dan Konflik Sosial
Dengan menuntut lokasi syuting asli—despite penolakan warga—film ini memicu perdebatan soal kebebasan berkarya versus rasa hormat terhadap tempat suci masyarakat. Eksekusi syuting yang diam-diam menambah nilai realisme sekaligus kontroversi.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published.