Gunung Gede, dengan ketinggian 2.958 meter, merupakan bagian dari kompleks vulkanik kembar bersama Gunung Pangrango di Jawa Barat. Terletak dekat dengan kota-kota besar seperti Bogor, Cianjur, dan Sukabumi, gunung ini tidak hanya menjadi destinasi favorit para pendaki, tetapi juga menyimpan potensi bahaya yang signifikan.
1. Sejarah Letusan yang Tercatat Sejak Abad ke-16
Aktivitas vulkanik Gunung Gede telah tercatat sejak abad ke-16. Antara tahun 1747 hingga 1957, tercatat setidaknya 21 letusan, sebagian besar berskala kecil hingga sedang dengan Indeks Eksplosivitas Vulkanik (VEI) 2–3. Letusan terakhir terjadi pada 13 Maret 1957, menghasilkan kolom abu setinggi 3 km di atas puncak gunung.
klaim bonus new member 100% disini, daftar dan juga login dengan cepat akses kapanpun dan dimanapun hanya disini.
2. Kawah dan Aktivitas Vulkanik
Gunung Gede memiliki tujuh kawah utama, termasuk Kawah Ratu, Kawah Lanang, dan Kawah Wadon. Aktivitas vulkanik umumnya berupa letusan kecil dan pendek, namun sejarah mencatat dua aliran lava besar yang mengalir dari Kawah Lanang pada letusan tahun 1747.
3. Potensi Bahaya bagi Wilayah Sekitar
Meskipun letusannya tidak sebesar beberapa gunung berapi lain di Indonesia, Gunung Gede memiliki potensi bahaya yang signifikan karena kedekatannya dengan daerah padat penduduk. Sekitar 40 juta orang tinggal dalam radius 100 km dari gunung ini, termasuk wilayah Jakarta. Letusan besar dapat menyebabkan longsoran, aliran piroklastik, dan hujan abu yang berdampak luas.
4. Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional
Gunung Gede merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang memiliki luas sekitar 150 km². Taman nasional ini dihuni oleh 251 dari 450 spesies burung yang ada di Jawa, termasuk elang Jawa yang terancam punah. Selain itu, terdapat berbagai spesies mamalia langka seperti macan tutul Jawa dan surili.
5. Signifikansi Geologis dan Konservasi
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1980 dan menjadi bagian dari Jaringan Cagar Biosfer Dunia UNESCO sejak 1977. Wilayah ini juga merupakan hulu dari empat daerah aliran sungai utama di Jawa Barat, menjadikannya penting untuk konservasi dan pengelolaan sumber daya air.
Kesimpulan
Gunung Gede bukan hanya destinasi wisata alam yang menawan, tetapi juga merupakan gunung berapi aktif dengan sejarah letusan yang panjang dan potensi bahaya yang perlu diwaspadai. Kedekatannya dengan wilayah padat penduduk menambah urgensi untuk pemantauan dan mitigasi risiko bencana. Selain itu, keanekaragaman hayati dan peranannya dalam konservasi menjadikan Gunung Gede sebagai aset alam yang berharga bagi Indonesia.